Produksi :
Max Pictures
Falcon Pictures
Sutradara : Monty tiwa
Produser :
Ody Mulya Hidayat
HB
Naveen
Penulis Naskah : Monty
tiwa
Adhitya Mulya
Cast :
Abimana Aryasatya
Ira Wibowo
Arifin
Putra
Deva Mahenra
Acha Septiasa
Sheila Dara Aisha
Ernest
Prakasa
Jennifer Arnelita
Rendy Kjaernett
Cerita dimulai dari
datangnya surat Badan Kanker Nasional, mengabarkan bahwa Gunawan (Abimana
Aryasatya) mengidap suatu Kanker dan hidupnya hanya tinggal setahun lagi,
meninggalkan istrinya Itje (Ira Wibowo) dan dua anaknya yang masih SD, Satya
dan Saka. Mengetahui hidupnya tak lama lagi dan tak ingin melepas begitu saja
tanggung jawabnya sebagai suami dan bapak untuk kelanjutan hidup istri dan
anak-anaknya, Gunawan membuat rekaman video yang berisi wejangan-wejangan bagaimana
keluarganya menjalani hidup kedepannya ketika saat di meninggal nanti. Yang akan
ditayangkan oleh istrinya disetiap hari sabtu. Setelah menyelesaikan semua
rekaman itu, Gunawan meninggal. Seiring berjalannya waktu, Itje, Satya dan Saka
sukses dibidang mereka masing-masing berkat wejangan bapak di hari sabtu. Satya
dan Saka tumbuh dewasa dan telah matangpun, mereka selalu ingat akan nasehat
bapaknya disetiap mengambil langkah. Tapi, apakah wejangan bapak di hari sabtu
itu berlaku mulus di setiap perjalanan hidup mereka?
Diadaptasi dari Novel
laris karya Adhitya Mulya dengan judul sama, tapi saya tak lebih dulu membaca
novelnya, karena tak ingin membandingkan antara Novel dan Filmnya. Menurut saya
film mempunyai sisi indah tersendiri begitu juga Novel. Jadi, tak adil
menyamakan esensi membaca Novel dan menonton film.
Mulanya, karena
membaca judulnya, saya menduga film ini adalah cerita tentang anak-anak Gunawan
yang setiap sabtu menonton rekaman ayahnya itu sampai filmnya habis. Tapi,
dugaan saya salah, menonton rekaman yang berisi pesan-pesan Gunawan hanya
sepuluh menit awal. Film lebih menceritakan bagaimana Itje, Satya dan Saka
menjalani kehidupan dipandu wejangan bapak di hari sabtu. Pengubahan mindset
itu keren, karena penonton tak dapat menebak isi dari film, begitulah salah
satu esensi dari menonton film.
Film ini menceritakan tiga
sisi karakter, yakni Itje (Ira Wibowo), Satya (Arifin Putra), Saka (Deva Mahenra).
Sisi Itje, pergulatan bathin diri sendiri. Kondisi yang tak lagi memungkinkan
untuk mewujudkan janji Itje pada suaminya. Sisi Satya bersama istrinya, Risa (Acha
Septriasa), persoalan ego rumah tangga antara Saka yang ambisius dengan
kesederhana Lisa. Konflik paling berat dari cerita berada di sisi ini. Sisi Saka
yang canggung dan pemalu dalam persoalan mencari pasangan hidup.
Untuk sang sutradara,
Monty Tiwa, ini adalah film terbaiknya. Ia sangat baik dan sangat adil
memporsikan tiap sisi tanpa ketimpangan, tak berat sebelah. Akting para
pemainnya luar biasa, benar-benar natural, dan cocok dengan karakternya
masing-masing, apalagi Abimana. Berperan
menjadi suami dari Ira wibowo yang mungkin sudah seusia ibunya. Tapi ia sangat
meyakinkan memainkannya seolah mereka seumuran. Hanya yang kurang lakonan dari
dua anak lelaki Risa yang terlalu monoton dan kaku, selebihnya, keren.
Dan yang paling patut
diacungi jempol adalah Deva mahenra. Aktingnya benar-benar matang, ia terus
berkembang dari tiap-tiap film. Deva mampu membuat warna dari Film ini. Drama yang
dibalut komedi yang unik dan cerdas, mengalir begitu saja tanpa dipaksakan dan
diada-adakan lucunya seperti kebanyakan Film Indonesia lainnya, membuat komedi
itu menjadi garing, hambar . Sisi Deva selalu dinanti dan membuat betah untuk
menunggu kejutan selanjutnya. Dari film ini, Deva memberi warna baru untuk Perfilman
Indonesia.
Sinematografi , warna,
dan scoring dari film meski tak ada yang baru dan wah! Tapi tetap bagus
dan tak jenuh menontonnya. Tapi, saya suka sinematografi one Shot antara
Abimana berdebat dengan Arifin Putra dan Deva saat mengetahui kondisi dari Ira.
Dialog yang terselipi kata-kata mutiara yang pas, tidak mengumbar-umbar
motivasinya. Istilahnya, bukan film jualan kata mutiara. hanya pemilihan kata saat
dialog antara Gunawan dan Itje yang sedikit aneh. Selebihnya, keren.
Secara keseluruhan,
filmnya bagus dan saya rokemendasikan untuk ditonton. Cocok untuk semua
kalangan. Saya pastikan, ada yang bisa diambil dari film ini untuk dijadikan
pelajaran agar hidup kedepannya lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar